Tingginya minat kunjung wisatawan ke sejumlah pulau wisata pemukiman dan resort di Kepulauan Seribu sepanjang tahun 2011 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu mematok target pengunjung sebanyak 1 juta orang. Angka itu terbilang wajar, pasalnya bila dijumlahkan pengunjung per pekan yang datang melalui Pelabuhan Muara Angke dan Marina Jaya Ancol mencapai angka 5 ribu orang.
"Itu akhir pekan biasa, kalau libur panjang jumlahnya meningkat 100 persen atau sekitar 10 ribu orang. Bahkan, bila hari libur nasional atau hari besar pengunjung akan bertambah hingga tiga kali lipat," ujar Bupati Kepulauan Seribu, Achmad Ludfi kepada beritapulauseribu.com, Minggu (22/5).
Berdasarkan itu, bupati yang mengusung jargon 'Wisata Yas, Nelayan Oke, Bersama Bisa," dalam masa pemerintahannya ini meyakini Kepulauan Seribu memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang. "Penduduk Jakarta ini sekitar 10 juta orang, target kita 10 persen dari jumlah penduduk Jakarta datang ke sini, angka 1 juta tidak terlalu sulit," kata Ludfi.
Kelebihan Kepulauan Seribu, menurut Ludfi adalah letak geografis yang masih dalam lingkup ibukota nagara. Selain itu, menuju ke pulau-pulau wisata yang diminati tidak terhambat kemacetan. "Bila kita ke Bali atau destinasi wisata lainnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, ke Kepulauan Seribu dengan potensi wisata hampir sama tapi biaya yang dikeluarkan tergolong murah meriah," katanya.
Saat ini, kata bupati yang juga kerap menyempatkan diri meninjau aktivitas wisata tiap akhir pekan ini mengatakan, pulau-pulau wisata berbasis pemukiman seperti Pulau Untung Jawa, Pulau Tidung, Pulau Pramuka, Pulau Lancang, dan Pulau Harapan telah menjadi pilihan wisatawna untuk menghabiskan hari libur bersama keluarga. "Kita juga mendorong pulau wisata resort dan hasilnya ada peningkatan, meski tak sepesat pulau wisata pemukiman," jelasnya.
Kedepannya, Ludfi memintan jajaran pemerintahan dari tingkat kelurahan hingga unit teknis terkait lebih proaktif dalam merekondisi wiayah dan tata lingkungan agar dapat menjadi daya tarik wisata. "Ya atau tidak, wisata telah menjadi tumpuan ekonomi sebagian warga dan menjadi alternatif tepat peningkatan kesejahteraan yang selama ini hanya bergantung dari tangkapan ikan," ujarnya.
Namun begitu, Ludfi tak membantah pesatnya wisata di Kepulauan Seribu belum mampu diimbangi dengan faktor pendudukung utama yakni alat transportasi yang memadai. Karenanya, dia berharap, selain pengadaan transportasi oleh pemerintah, tranportasi tradisional milik masyarakat harus ditingkatkan kualitasnya. "Alhamdulillah, Kapal Angkut Penumpang Tradisonal kita kini sudah legal dan memiliki sertifikat pelayaran," jelasnya.
Disinggung tetang dampak negatif wisata, Ludfi menegaskan, Pemkab akan tetap menjaga kearifan lokal dan berupaya mengajak semua pihak untuk menanamkan moralitas kepada masyarakat untuk dapat menyaring dampak dari aktivitas wisata. "Semuanya pasti ada dampaknya, jadi tugas kita bersama untuk melakukan ajakan moral kepada masyarakat, sehingga norma yang ada tetap terjaga," tukasnya. (furqon/bpsc)
Sumber : BeritaPulauSeribu.com
"Itu akhir pekan biasa, kalau libur panjang jumlahnya meningkat 100 persen atau sekitar 10 ribu orang. Bahkan, bila hari libur nasional atau hari besar pengunjung akan bertambah hingga tiga kali lipat," ujar Bupati Kepulauan Seribu, Achmad Ludfi kepada beritapulauseribu.com, Minggu (22/5).
Berdasarkan itu, bupati yang mengusung jargon 'Wisata Yas, Nelayan Oke, Bersama Bisa," dalam masa pemerintahannya ini meyakini Kepulauan Seribu memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang. "Penduduk Jakarta ini sekitar 10 juta orang, target kita 10 persen dari jumlah penduduk Jakarta datang ke sini, angka 1 juta tidak terlalu sulit," kata Ludfi.
Kelebihan Kepulauan Seribu, menurut Ludfi adalah letak geografis yang masih dalam lingkup ibukota nagara. Selain itu, menuju ke pulau-pulau wisata yang diminati tidak terhambat kemacetan. "Bila kita ke Bali atau destinasi wisata lainnya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, ke Kepulauan Seribu dengan potensi wisata hampir sama tapi biaya yang dikeluarkan tergolong murah meriah," katanya.
Saat ini, kata bupati yang juga kerap menyempatkan diri meninjau aktivitas wisata tiap akhir pekan ini mengatakan, pulau-pulau wisata berbasis pemukiman seperti Pulau Untung Jawa, Pulau Tidung, Pulau Pramuka, Pulau Lancang, dan Pulau Harapan telah menjadi pilihan wisatawna untuk menghabiskan hari libur bersama keluarga. "Kita juga mendorong pulau wisata resort dan hasilnya ada peningkatan, meski tak sepesat pulau wisata pemukiman," jelasnya.
Kedepannya, Ludfi memintan jajaran pemerintahan dari tingkat kelurahan hingga unit teknis terkait lebih proaktif dalam merekondisi wiayah dan tata lingkungan agar dapat menjadi daya tarik wisata. "Ya atau tidak, wisata telah menjadi tumpuan ekonomi sebagian warga dan menjadi alternatif tepat peningkatan kesejahteraan yang selama ini hanya bergantung dari tangkapan ikan," ujarnya.
Namun begitu, Ludfi tak membantah pesatnya wisata di Kepulauan Seribu belum mampu diimbangi dengan faktor pendudukung utama yakni alat transportasi yang memadai. Karenanya, dia berharap, selain pengadaan transportasi oleh pemerintah, tranportasi tradisional milik masyarakat harus ditingkatkan kualitasnya. "Alhamdulillah, Kapal Angkut Penumpang Tradisonal kita kini sudah legal dan memiliki sertifikat pelayaran," jelasnya.
Disinggung tetang dampak negatif wisata, Ludfi menegaskan, Pemkab akan tetap menjaga kearifan lokal dan berupaya mengajak semua pihak untuk menanamkan moralitas kepada masyarakat untuk dapat menyaring dampak dari aktivitas wisata. "Semuanya pasti ada dampaknya, jadi tugas kita bersama untuk melakukan ajakan moral kepada masyarakat, sehingga norma yang ada tetap terjaga," tukasnya. (furqon/bpsc)
Sumber : BeritaPulauSeribu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar